Senin, 11 Juli 2016

Operasi Usus Buntu (Appendectomy)

Ramadhan 2016 merupakan ujian sekaligus kenangan yang tidak terlupakan agar selau intropeksi dalam jalani hidup ini, Juni tanggal 23 sampai dengan tanggal 28 adalah hari dimana saya  melakukan  pemeriksaan pengecekan sekaligus operasi usus buntu yang sudah terbilang parah menurut hasil pemeriksaan dari mulai ruang UGD, perawatan sampai menjalankan operasi, mendengar kata operasi usus buntu, bagi sebagian besar orang itu begitu menakutkan. Mungkin karena membayangan proses yang mengerikan dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Saya tidak ingin Anda larut dalam ketakutan lalu menolak prosedur ini, padahal operasi sangat penting dilakukan untuk proses menyembuhan.

Dalam istilah medis operasi usus buntu dikenal dengan Appendectomy, yaitu suatu prosedur operasi untuk memotong dan membuang appendix (usus buntu).
Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi darurat untuk mengatasi radang usus buntu (apendisitis). Namun pada sebagian kasus, pemotongan dan pembuangan usus buntu ini dapat dilakukan sekalian ketika operasi perut karena penyakit yang lain, hal ini bertujuan untuk mencegah apendisitis di kemudian hari. Apendisitis merupakan suatu kondisi di mana usus buntu menjadi meradang. Usus buntu dalam bahasa indonesia disebuat umbai cacing atau usus yang berbentuk kantong (tabung) sebesar kelingking yang buntu atau tertutup pada bagian ujungnya. Pada kebanyakan orang, usus buntu menjadi meradang karena jaringan yang terinfeksi oleh bakteri; nanah bisa terjadi dalam lumen usus buntu. Penyumbatan mekanis dari apendiks oleh tinja keras, benda asing, atau lendir tebal juga dapat menyebabkan infeksi bakteri.

Apa yang perlu Anda Persiapkan Sebelum Operasi
Karena biasanya operasi usus buntu merupakan operasi darurat sehingga pasien hanya perlu mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter bedah. Secara umum, persiapan yang dianjurkan antara lain: Puasa atau tidak makan dan minum . Tidak minum obat-obatan (misalnya, aspirin) yang dapat mempengaruhi pembekuan darah. Pasien diberi obat-obatan untuk mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah. Antibiotik melalui infus juga dapat diberikan sebelum operasi. Bagaimana operasi usus buntu dilakukan? Operasi dilakukan di ruang operasi, pertama-tama dilakukan pembiusan, setelah kulit pasien dicukur untuk menghilangkan rambut dan diusap dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman; baru kemudian dilakukan prosedur operasi yang dimulai dengan sayatan pada dinding perut.
Ada dua metode utama yaitu Operasi Terbuka dan Operasi laparoskopi. Pemilihan metode operasi akan ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk tingkat infeksi dan riwayat kesehatan Anda.

1.    Operasi Usus Buntu Terbuka Dokter bedah akan membuat satu sayatan pada bagian kanan bawah perut Anda dan melihat langsung kondisi usus di dalam rongga perut. Usus buntu dipotong dan dibuang dan luka ditutup dengan jahitan.
2.    Operasi Usus Buntu Laparoskopi Dokter bedah mengakses usus buntu melalui beberapa sayatan kecil di perut. Dokter bedah menggunakan instrumen seperti tabung (selang) untuk beroperasi pada organ yang terinfeksi. Ada kamera di salah satu alat tersebut yang memungkinkan dokter bedah untuk melihat ke dalam rongga perut dan membimbing instrumen agar tepat sasaran. Setelah usus buntu di buang, sayatan kecil dibersihkan dan ditutup. Risiko infeksi dari metode laparoskopi ini lebih rendah dari dari usus buntu terbuka karena luka sayatan yang lebih kecil.





Kapan waktu pemulihan setelah operasi usus buntu
Waktu pemulihan pasca operasi usus buntu akan bervariasi tergantung pada jenis metode operasinya, jenis anestesi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Misalnya, usus buntu laparoskopi dapat dilakukan secara rawat jalan sehingga pasien dapat dipulangkan dan sampai sembuh di rumah, sedangkan metode terbuka mungkin memerlukan rawat inap semalam atau beberapa hari baru boleh pulang.


Aktivitas dapat kembali normal dalam beberapa hari setelahnya, tetapi pemulihan penuh dapat membutuhkan waktu 4 sampai 6 minggu. Jadi selama periode tersebut harus menghindari aktivitas berat, walaupun luka sayatan pada perut telah menyembuh. Apa Efek samping atau komplikasi Appendectomy? Memang prosedur ini terkadang (tidak selalu) berjalan mulus, dan ada faktor penyulit yang menhyertainya, antara lain: Infeksi pada luka dan usus perforasi (pecah). Pembentukan abses di daerah usus buntu yang telah dibuang atau pada luka sayatan Komplikasi yang relatif jarang atau langka lainnya mungkin termasuk ileus (gerak peristaltik usus melambat-berhenti), luka bedah untuk organ atau struktur, gangren usus, peritonitis (infeksi di rongga peritoneal) dan obstruksi usus. 10 Ciri-Ciri Usus Buntu yang Harus Diwaspadai Tapi ingatlah bahwa jika tidak dioperasi komplikasi dari penyakit radang usus buntu akan lebih berbahaya dan mengancam kehidupan. Sekian, semoga bermanfaat.

Bersumber dari: Operasi Usus Buntu (Appendectomy) | Mediskus.com

Tidak ada komentar: