Ramadhan 2016 merupakan ujian sekaligus kenangan yang
tidak terlupakan agar selau intropeksi dalam jalani hidup ini, Juni tanggal 23 sampai dengan tanggal 28 adalah hari dimana saya
melakukan pemeriksaan pengecekan sekaligus operasi usus buntu yang
sudah terbilang parah menurut hasil pemeriksaan dari mulai ruang UGD, perawatan sampai
menjalankan operasi, mendengar kata operasi usus buntu, bagi sebagian besar
orang itu begitu menakutkan. Mungkin karena membayangan proses yang
mengerikan dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Saya tidak ingin
Anda larut dalam ketakutan lalu menolak prosedur ini, padahal operasi sangat
penting dilakukan untuk proses menyembuhan.
Dalam istilah medis operasi usus buntu dikenal dengan
Appendectomy, yaitu suatu prosedur operasi untuk memotong dan membuang appendix
(usus buntu).
Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi
darurat untuk mengatasi radang usus buntu (apendisitis). Namun pada sebagian
kasus, pemotongan dan pembuangan usus buntu ini dapat dilakukan sekalian ketika
operasi perut karena penyakit yang lain, hal ini bertujuan untuk mencegah
apendisitis di kemudian hari. Apendisitis merupakan suatu kondisi di mana
usus buntu menjadi meradang. Usus buntu dalam bahasa indonesia disebuat umbai
cacing atau usus yang berbentuk kantong (tabung) sebesar kelingking yang buntu atau
tertutup pada bagian ujungnya. Pada kebanyakan orang, usus buntu menjadi
meradang karena jaringan yang terinfeksi oleh bakteri; nanah bisa terjadi
dalam lumen usus buntu. Penyumbatan mekanis dari apendiks oleh tinja keras,
benda asing, atau lendir tebal juga dapat menyebabkan infeksi bakteri.
Apa yang perlu Anda Persiapkan Sebelum Operasi
Karena biasanya operasi usus buntu
merupakan operasi darurat sehingga pasien hanya perlu mengikuti petunjuk
yang diberikan oleh dokter bedah. Secara umum, persiapan yang dianjurkan antara
lain: Puasa atau tidak makan dan minum . Tidak minum obat-obatan (misalnya,
aspirin) yang dapat mempengaruhi pembekuan darah. Pasien
diberi obat-obatan untuk mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah.
Antibiotik melalui infus juga dapat diberikan sebelum operasi.
Bagaimana operasi usus buntu dilakukan? Operasi dilakukan di ruang
operasi, pertama-tama dilakukan pembiusan, setelah kulit pasien dicukur untuk
menghilangkan rambut dan diusap dengan cairan antiseptik untuk membunuh
kuman; baru kemudian dilakukan prosedur operasi yang dimulai dengan
sayatan pada dinding perut.
Ada dua metode utama yaitu Operasi Terbuka dan
Operasi laparoskopi. Pemilihan metode operasi akan ditentukan oleh dokter
dengan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk tingkat infeksi dan riwayat
kesehatan Anda.
1.
Operasi Usus Buntu Terbuka Dokter
bedah akan membuat satu sayatan pada bagian kanan bawah perut Anda dan melihat
langsung kondisi usus di dalam rongga perut. Usus buntu dipotong dan dibuang
dan luka ditutup dengan jahitan.
2.
Operasi Usus Buntu Laparoskopi Dokter
bedah mengakses usus buntu melalui beberapa sayatan kecil di perut. Dokter
bedah menggunakan instrumen seperti tabung (selang) untuk beroperasi pada organ
yang terinfeksi. Ada kamera di salah satu alat tersebut yang memungkinkan
dokter bedah untuk melihat ke dalam rongga perut dan membimbing instrumen agar
tepat sasaran. Setelah usus buntu di buang, sayatan kecil dibersihkan dan
ditutup. Risiko infeksi dari metode laparoskopi ini lebih rendah dari dari usus
buntu terbuka karena luka sayatan yang lebih kecil.
Kapan waktu pemulihan setelah operasi usus
buntu
Waktu pemulihan pasca operasi usus buntu akan
bervariasi tergantung pada jenis metode operasinya, jenis anestesi, dan
komplikasi yang mungkin timbul. Misalnya, usus buntu laparoskopi dapat
dilakukan secara rawat jalan sehingga pasien dapat dipulangkan dan sampai
sembuh di rumah, sedangkan metode terbuka mungkin memerlukan rawat
inap semalam atau beberapa hari baru boleh pulang.
Aktivitas dapat kembali normal dalam beberapa hari
setelahnya, tetapi pemulihan penuh dapat membutuhkan waktu 4 sampai 6
minggu. Jadi selama periode tersebut harus menghindari aktivitas berat,
walaupun luka sayatan pada perut telah menyembuh. Apa Efek samping atau
komplikasi Appendectomy? Memang prosedur ini terkadang (tidak selalu) berjalan
mulus, dan ada faktor penyulit yang menhyertainya, antara lain: Infeksi pada
luka dan usus perforasi (pecah). Pembentukan abses di daerah usus buntu yang
telah dibuang atau pada luka sayatan Komplikasi yang relatif jarang atau langka
lainnya mungkin termasuk ileus (gerak peristaltik usus melambat-berhenti), luka
bedah untuk organ atau struktur, gangren usus, peritonitis (infeksi di rongga
peritoneal) dan obstruksi usus. 10 Ciri-Ciri Usus Buntu yang Harus Diwaspadai
Tapi ingatlah bahwa jika tidak dioperasi komplikasi dari penyakit radang usus
buntu akan lebih berbahaya dan mengancam kehidupan. Sekian, semoga
bermanfaat.
Bersumber dari: Operasi Usus Buntu (Appendectomy) | Mediskus.com
Bersumber dari: Operasi Usus Buntu (Appendectomy) | Mediskus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar